Enter your keyword

Bridging Differences

Tuesday, June 23, 2015

Teknologi, pemuda, dan kemajuan bangsa Indonesia (LCF National Writing Competition 2015)

By On 7:38 AM


Tema   : Teknologi, pemuda, dan kemajuan bangsa Indonesia

Facebook, BBM, twitter, path, instagram, line, wechat, Siapa sih yang belum mengenal sosial media yang sedang  menjadi trend di zaman globalisasi saat ini ?. Hampir 99% orang di dunia telah mengenal sosmed yang menjadi media komunikasi dan informasi yang instan dan cepat. Sosmed (sosial media) kini telah menjadi kebutuhan dunia seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Indonesia adalah salah satu dari banyaknya negara yang mengalami perkembangan teknologi yang melesat tajam, khususnya dikalangan para pemuda.

            Realita saat ini memperlihatkan kecendrungan kaum muda acuh tak acuh dalam memajukan bangsa ini kearah yang lebih baik. Kecanggihan teknologi  justru membuat kaum muda bersifat  “Apatis” dan memilih untuk sekedar menyenangkan hasrat pribadi.  Kecanggihan teknologi sepertinnya hanya di jadikan sebagai ajang pamer, seperti pamer akan gadget baru yang sedang “ booming” di dunia modern ini. Hal seperti itukah yang patut kita banggakan dalam memajukan bangsa ini ? Jelas saja tidak, karena bangsa ini tidak butuh pemuda yang hanya bangga dengan trend saat ini tapi justru lupa diri dengan tugasnnya sebagai anak bangsa. kecanggihan teknologi haruslah kita mamfaatkan secara efisien dengan menciptakan karya-karya baru yang membanggakan.  Seharusnnya dengan adanya teknologi yang semakin canggih, para pemuda dapat lebih banyak dan lebih luas mengetahui  informasi dan permasalahan yang ada di Indonesia maupun di dunia. 

Pemuda adalah penerus bangsa ini selanjutnya. Para pemuda harus dapat mengambil peran penting dalam memajukan iptek kedepannya. Di era sekarang tidak cukup dengan hanya memiliki keinginan semata, namun harus diimbangi dengan usaha yang keras untuk bisa melambungkan nama Indonesia di kancah Internasional. Indonesia memerlukan inovasi-inovasi untuk bisa berdiri sejajar diantara banyaknya negara yang sudah lebih dulu maju. Hal itulah yang menjadi tanggung jawab generasi muda selanjutnnya untuk bangsa ini. Memajukan bangsa ini merupakan tugas yang harus dipikul oleh para pemuda. Awalnya memang tugas yang sangat berat jika dilihat dari satu sisi, namun dengan tekad dan kesungguhan yang tinggi, beban yang kita pikul akan terasa begitu ringan. Nasib bangsa Indonesia harus kita tentukan mulai saat ini. Kemajuan bangsa Indonesia berada dipundak para pemuda, baik pelajar, mahasiswa, maupun orang yang telah menyelesaikan pendidikan.  Kontribusi kaum pemuda dalam memajukan bangsa Indonesia tidak harus dengan fisik ataupun tenaga, namun cukup dengan menjadi pemuda yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur itu adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk bangsa ini.

            “ Give me my ten youth it will shake the world, if there are nine young again then Indonesia must change”, yang artinya beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia akan berubah “. Hal itu merupakan founding father presiden pertama Indonesia yaitu bung karno. Perkataan yang begitu sangat memotivasi bagi para pemuda sampai saat ini, bahwa peran pemuda sangat penting dalam kemajuan bangsa dan negara. Kaum muda adalah masa depan bangsa ini. Persaingan di kancah dunia saat ini sangatlah tidak mudah, banyak sekali hambatan yang harus nantinnya kita pikul bersama-sama untuk membangun negeri tercinta kita yaitu Indonesia kearah yang lebih baik. Salah satu cara untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain adalah dengan menguasai teknologi-teknologi yang mutakhir, agar bangsa Indonesia tidak tertinggal lagi dengan teknologi yang berasal dari luar negeri.

            Memanfaatkan teknologi dengan baik dan efisien adah kunci utama untuk meraih cita-cita bangsa.  Kita sebagai kaum muda harus pandai memilah dan memilih dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat. Kita sebagai kaum muda jangan mudah  terjerumus kedalam dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi yang kurang tepat. Bagaimana nasib negara kita kedepannya jika generasinnya telah rusak ?.  Kini kita harus menentukan, menciptakan teknologi untuk membangun atau merusak? That simple question, but it needs to answer is not simple.

Biodata penulis           :
Nama lengkap Ni Wayan Wiwik Saptiani, biasa dipanggil wiwik. Umur  saya 17 tahun. Saya lahir pada tanggal 06 agustus 1997. Saya berasal dari lingkungan Besang Kangin, kecamatan klungkung. Saya mengikuti ajang lomba ini dengan maksud ingin ikut berpartisipasi dan memeriahkan ulang tahun LCF yang ke-2 dan sembari menyalurkan hobi menulis saya. Saya berharap dengan tulisan yang saya buat ini bisa sangat bermamfaat untuk semuannya. Untuk menghubungi saya, bisa melalu via berikut          :

Ber-Diet Kantong Plastik Menuju Indonesia Bersih 2020 (LCF National Writing Competition 2015)

By On 6:04 AM
Tema : Aksiku untuk Perubahan Iklim Dunia

Ihwal masalah lingkungan, tidak akan habis untuk diperbicangkan. Setiap hari dapat kita saksikan di media cetak (baca : koran), problematika lingkungan apa saja yang tengah dihadapi tanah air kita. Salah satu masalah yang dekat dengan kita sehari-hari adalah sampah. Dapat kita lihat bahwa apa yang kita konsumsi pasti akan menghasilkan sampah. Ketika makan kita menghasilkan sampah organik. Saat berbelanja buku-buku yang terbungkus plastik menghasilkan sampah anorganik. Di pasar-pasar baik tradisional maupun modern, kantong plastik menjadi benda yang paling mudah untuk didapat. Sulit rasanya untuk tidak menghasilkan sampah sama sekali (zero waste). Aktivitas manusia memungkinkan setiap orang untuk menghasilkan sampah terus-menerus. Sejatinya menjadi perhatian serius baik pemerintah maupun elemen masyarakat lainnya untuk saling terintegrasi, koordinatif, kolaboratif dan komunikatif mengentaskan masalah lingkungan.


Merujuk pada data Greeneration Indonesia tahun 2009 bahwa setiap orang menggunakan 700 kantong plastik setiap tahunnya. Berarti sehari diperkirakan 2-3 kantong plastik Persentase sampah plastik sekitar 10-15% dari seluruh sampah yang dihasilkan manusia. Jika tidak ditanggulangi dengan baik, akan seperti bola salju. Awalnya tampak kecil, namun bila tidak dikendalikan akan menjadi bencana. Seperti kasus yang pernah terjadi di Kebun Binatang Surabaya. Seekor jerapah mati karena memakan kantong plastik yang ia anggap sebagai makanan.

Data lain datang dari Jurnal Science yang menyatakan bahwa Indonesia penyumbang sampah kantong plastik terbesar ke-2 di dunia setelah Tiongkok. Lebih dari 80% sampah plastik terbuang ke laut atau sekitar 8,8 juta ton. Berbagai pusat perbelanjaan, pertokoan, pasar dan lokasi belanja lainnya menyumbangkan banyak kantong plastik yang usia konsumsinya tidak lebih lama dari proses terurainya di tanah.

Sejak tahun 2010, Diet Kantong Plastik telah konsisten melakukan kampanye, advokasi dan edukasi ke lapisan masyarakat untuk mendorong mereka mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan. Bermula di Bandung dan sejak 2013 menjadi gerakan nasional yang terdiri dari berbagai organisasi lingkungan lainnya untuk sama-sama bergerak mengampanyekan pentingnya pengurangan kantong plastik. Pada tahun 2014 lalu, saya memutuskan untuk bergabung ke Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Awalnya karena sering menjadi relawan sampai akhirnya bergabung ke dalam organisasi secara menyeluruh.

 Kantong plastik sangat sulit terurai. Bahkan hanya sampai tahap terdisintegrasi dan membutuhkan waktu lebih dari 1000 tahun. Kantong plastik diproduksi secara massal dan memakan energi yang sangat besar dan tentunya menghasilkan banyak polutan ke atmosfir, mengeluarkan gas rumah kaca dan menyebabkan polusi udara.

Selama hampir 5 tahun berjalan, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sudah banyak memberikan inisiatifnya menuju Indonesia Bebas Sampah 2020. Aktivitas yang pernah dilakukan diantaranya yaitu wisata plastik dengan menyusuri Sungai Ciliwung untuk melihat kondisi lingkungan di sana yang dipenuhi sampah kantong plastik. Selain itu, adapula edukasi ke berbagai sekolah. Saya mengedukasi dan melatih anak-anak SD dan SMP di Bandung untuk memberikan pendidikan lingkungan khususnya pengurangan kantong plastik di sekolah dan lingkungan bermain. Tujuannya agar sedari dini mereka sudah mengetahui masalah-masalah lingkungan yang ada di sekitar dan menstimuli mereka sebagai penerus bangsa untuk mau bertindak.

Saya berupaya untuk melakukan kampanye melalui berbagai media dengan menyebarkan informasi seputar cara mengurangi penggunaan kantong plastik dan menganjurkan untuk menggunakan tas pakai ulang saat berbelanja. Usahakan pada langkah awalnya untuk selalu menolak kantong plastik. Dampak bisa dihasilkan secara signifikan jika langkah ini bisa dilakukan secara konsisten dan bertanggung jawab.

Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sering mengampanyekan dan mensosialisasikan Perda Kota Bandung Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di berbagai kesempatan. Di Jakarta sendiri sudah ada Surat Himbauan Nomor 1 Tahun 2013 dan Nomor 6 Tahun 2014 terkait pengurangan penggunaan kantong plastik saat diselenggarakannya Jakarta Fair.
Selama ini kami berkolaborasi dengan organisasi lingkungan lain seperti Bye-Bye Plastic Bag Bali yang memiliki tujuan sama yaitu mereduksi sampah kantong plastik yang dapat merusak alam, lingkungan dan sektor-sektor lain seperti pariwisata. Aksi yang saat ini sedang digalakkan oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yaitu sebuah petisi #pay4plastic di Change.org. Kami meminta partisipasi masyarakat untuk mendukung usulan ini yang nantinya akan diserahkan ke Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama agar membuat peraturan khusus terkait pengurangan kantong plastik.

Organisasi seperti LCF dapat menjadi motor penggerak pemuda-pemudi Indonesia untuk bergandengan tangan menyelesaikan masalah lingkungan bersama. Mulailah untuk merumuskan solusi dan melakukan aksi yang berdampak bagi lingkungan. Bisa dengan membersihkan sungai yang kotor, menanam pohon di lahan produktif, mengajak para relawan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan patuh pada aturan pemerintah terkait penyelamatan lingkungan. Melalui langkah sederhana tersebut dipercaya dapat menyelesaikan masalah lingkungan dengan syarat harus dilakukan secara berkesinambungan. (Adisa Soedarso)

Edukasi #DietKantongPlastik ke sekolah di Bandung

Rampok plastik di Museum Asia Afrika 2015


FGD Diet Kantong Plastik


Pelatihan relawan #DietKantongPlastik

Popular