Enter your keyword

Yayasan Lingkaran Kecil

Bridging Differences

Thursday, September 10, 2015

Congratulations, LCF Youth Climate Change Hero: Selected Participants!

By On 1:00 PM
Congratulations!

After a thorough and detail selection process LCF is thrilled to announce the selected teams for the LCF Youth Climate Change Hero 2015-2016 as follows (in alphabetical order):



- 1000 Mangrove for Better Future Team
- Bambu untuk Masa Depan Kita Team
- GMB Green Education Team
- Mafin Project Team
- Selamatkan Pantai Kita Team

LCF would like to thank everybody who have played their part in the selection process. In addition, we would like to particularly wish all the best to the other teams which unfortunately could not make it to the camp. Keep doing your best, you girls and guys are already a hero!

A separate email will be soon sent to applicants with regard to the next steps of the camp. Once again we would like to congrats you all with this awesome achievements.

See you in Bali!

Saturday, September 5, 2015

LCF Writing Scholars

By On 12:46 AM
LCF Writing Scholarship is given to individuals who have won the LCF National Writing Competition.

Below you can find their profile:







LCF Best of ASEAN Programme

By On 12:29 AM
The first batch of LCF Best of ASEAN participants in Thailand, 2015.


Best of ASEAN is an initiative aims to broaden ASEAN young generation's perspectives on the region as well as preparing them for ASEAN economic integration and beyond.

What we do:

1. Conduct trainings for youngster/students across ASEAN with regard to the region integration.
2. Facilitate students across ASEAN to do academic visit and intership across ASEAN countries.

We are open to partner up with Universities, schools or government agencies willing to join this programme. Please send your proposal and inquiries to LittleCircleFoundation(at)gmail.com.

Sunday, August 30, 2015

Little Circle Foundation: Bridging Differences

By On 5:45 AM

Wednesday, August 26, 2015

Pengumuman Pemenang LCF National Writing Competition 2015!

By On 11:56 PM
Juara 1

Ber-Diet Kantong Plastik Menuju Indonesia Bersih 2020.

Oleh: Adisa Soedarso
Tema:Aksiku untuk Perubahan Iklim Dunia
Link: http://www.littlecirclefoundation.org/2015/06/ber-diet-kantong-plastik-menuju_23.html)


Juara 2

Yuk, Kita Menabung Air

Oleh: Gavrila Amadea
Tema: Aksiku untuk Perubahan Iklim Dunia
Link: http://www.littlecirclefoundation.org/2015/05/yuk-kita-menabung-air-lcf-national.html

Juara 3

Pembangunan Bali dengan tanpa Mengorbankan Kearifan/Budaya Lokal dan Masyarakat Setempat

Nama: I Putu Deny A.S.P.
Tema: Pariwisata dan Keutuhan Budaya Bali
Link:http://www.littlecirclefoundation.org/2015/08/pembangunan-bali-dengan-tanpa.html

Juara Favorit

Tumbuhkan Humanisme, Pluralisme hingga Toleransi dalam Anak Bangsa

Nama: Ferianta
Tema: Toleransi dan Kemajemukan Bangsa Indonesia
Link: http://www.littlecirclefoundation.org/2015/07/tumbuhkan-humanisme-pluralisme-hingga.html

Selamat kepada semua pemenang! Kalian akan kami hubungi langsung melalui email (untuk pemberian hadiah, piagam dan lain sebagainya).

Bagi yang belum berhasil dan sudah mengirimkan tulisan, LCF mengucapkan selamat atas keberanian kalian untuk menuliskan ide, gagasan dan opini, teruslah berusaha dan berkarya.

Bagi yang sudah mengirimkan tulisan namun belum dimuat karena satu dan lain hal, saatnya mengoreksi tulisan kalian, semoga segera menjadi lebih baik.

Kami tunggu tulisan kalian lagi tahun depan, di LCF National Writing Competition 2016!

See you then!

Disclaimer: Semua tulisan yang masuk dan dimuat dalam ajang LCF Natinoal Writing Competition tidak serta merta mencerminkan apa yang diyakini LCF secara organisasi. Tulisan merupakan murni gagasan dan ide penulis yang bersangkutan.

Ayo majukan bangsa indonesia wahai para pemuda!

By On 9:12 PM
Tema : Teknologi, pemuda, dan kemajuan bangsa Indonesia

Facebook, BBM, twitter, path, instagram, line, wechat, Siapa sih yang belum mengenal sosial media yang sedang  menjadi trend di zaman globalisasi saat ini ?. Hampir 99% orang di dunia telah mengenal sosmed yang menjadi media komunikasi dan informasi yang instan dan cepat. Sosmed (sosial media) kini telah menjadi kebutuhan dunia seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Indonesia adalah salah satu dari banyaknya negara yang mengalami perkembangan teknologi yang melesat tajam, khususnya dikalangan para pemuda.

Realita saat ini memperlihatkan kecendrungan kaum muda acuh tak acuh dalam memajukan bangsa ini kearah yang lebih baik. Kecanggihan teknologi  justru membuat kaum muda bersifat  “Apatis” dan memilih untuk sekedar menyenangkan hasrat pribadi.  Kecanggihan teknologi sepertinnya hanya di jadikan sebagai ajang pamer, seperti pamer akan gadget baru yang sedang “ booming” di dunia modern ini. Hal seperti itukah yang patut kita banggakan dalam memajukan bangsa ini ? Jelas saja tidak, karena bangsa ini tidak butuh pemuda yang hanya bangga dengan trend saat ini tapi justru lupa diri dengan tugasnnya sebagai anak bangsa. kecanggihan teknologi haruslah kita mamfaatkan secara efisien dengan menciptakan karya-karya baru yang membanggakan. Seharusnnya dengan adanya teknologi yang semakin canggih, para pemuda dapat lebih banyak dan lebih luas mengetahui  informasi dan permasalahan yang ada di Indonesia maupun di dunia. 

Pemuda adalah penerus bangsa ini selanjutnya. Para pemuda harus dapat mengambil peran penting dalam memajukan iptek kedepannya. Di era sekarang tidak cukup dengan hanya memiliki keinginan semata, namun harus diimbangi dengan usaha yang keras untuk bisa melambungkan nama Indonesia di kancah Internasional. Indonesia memerlukan inovasi-inovasi untuk bisa berdiri sejajar diantara banyaknya negara yang sudah lebih dulu maju. Hal itulah yang menjadi tanggung jawab generasi muda selanjutnnya untuk bangsa ini. Memajukan bangsa ini merupakan tugas yang harus dipikul oleh para pemuda. Awalnya memang tugas yang sangat berat jika dilihat dari satu sisi, namun dengan tekad dan kesungguhan yang tinggi, beban yang kita pikul akan terasa begitu ringan. Nasib bangsa Indonesia harus kita tentukan mulai saat ini. Kemajuan bangsa Indonesia berada dipundak para pemuda, baik pelajar, mahasiswa, maupun orang yang telah menyelesaikan pendidikan.  Kontribusi kaum pemuda dalam memajukan bangsa Indonesia tidak harus dengan fisik ataupun tenaga, namun cukup dengan menjadi pemuda yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur itu adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk bangsa ini.

“ Give me my ten youth it will shake the world, if there are nine young again then Indonesia must change”, yang artinya beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia akan berubah “. Hal itu merupakan founding father presiden pertama Indonesia yaitu bung karno. Perkataan yang begitu sangat memotivasi bagi para pemuda sampai saat ini, bahwa peran pemuda sangat penting dalam kemajuan bangsa dan negara. Kaum muda adalah masa depan bangsa ini. Persaingan di kancah dunia saat ini sangatlah tidak mudah, banyak sekali hambatan yang harus nantinnya kita pikul bersama-sama untuk membangun negeri tercinta kita yaitu Indonesia kearah yang lebih baik. Salah satu cara untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain adalah dengan menguasai teknologi-teknologi yang mutakhir, agar bangsa Indonesia tidak tertinggal lagi dengan teknologi yang berasal dari luar negeri.

Memanfaatkan teknologi dengan baik dan efisien adah kunci utama untuk meraih cita-cita bangsa.  Kita sebagai kaum muda harus pandai memilah dan memilih dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat. Kita sebagai kaum muda jangan mudah  terjerumus kedalam dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi yang kurang tepat. Bagaimana nasib negara kita kedepannya jika generasinnya telah rusak ?.  Kini kita harus menentukan, menciptakan teknologi untuk membangun atau merusak? That simple question, but it needs to answer is not simple.

Biodata penulis :
Nama lengkap Ni Wayan Wiwik Saptiani, biasa dipanggil wiwik. Umur  saya 17 tahun. Saya lahir pada tanggal 06 agustus 1997. Saya berasal dari lingkungan Besang Kangin, kecamatan klungkung. Saya mengikuti ajang lomba ini dengan maksud ingin ikut berpartisipasi dan memeriahkan ulang tahun LCF yang ke-2 dan sembari menyalurkan hobi menulis saya. Saya berharap dengan tulisan yang saya buat ini bisa sangat bermamfaat untuk semuannya. Untuk menghubungi saya, bisa melalu via berikut :

Facebook : wiwik saptiani
No hp  : 08999422132


Optimalisasi otak kanan dalam pendidikan sebagai upaya membebaskan masyarakat dari mentalitas pegawai (LCF National Writing Competition)

By On 1:38 AM
Pendidikan-frasa ini mengindikasikan sebuah kemajuan atau bahkan kemunduran  suatu bangsa. Dalam aspek apapun pendidikan memainkan perannya dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. SDM yang berkualitas diyakini sebagai kekuatan besar dalam mendongkrak kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan suatu bangsa dinilai berbanding lurus dengan kualitas SDM nya. Lalu, bagaimana dengan kualitas pendidikan indonesia ? Seberapa jauh berkomitmen untuk memajukan bangsa ?

Pendidikan yang carut marut dan hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual adalah sebuah anomali akan keberadaan bangsa yang dinilai memiliki kekayaan nilai agama dan budaya. Tak ayal pendidikan ini dalam standar kelas atas menghasilkan manusia berotak teori namun bernaluri materi yang hanya piawai mengobral janji tanpa bukti. Dalam standar kelas bawah gaya pendidikan ini menghasilkan manusia bermental pegawai yang tak berani bermimpi besar dan hanya berpikir untuk selalu menengadah gaji. Bahkan mentalitas pegawai ini telah merasuk ke dalam setiap lapisan  masyarakat mulai dari pejabat yang hanya menggantungkan hidup dari kursi jabatan yang diembannya sampai pada anak SMA yang setelah lulus hanya berkeinginan menjadi buruh pabrik di kota besar. Fenomena ini adalah fenomena mental pegawai dimana melimpahnya kekayaan indonesia dari daratan sampai lautan tak menggerakan hati mereka untuk mengolah dan mengelolanya. Sehingga negeri yang dianugerahi sebutan zamrud khatulistiwa ini tenggelam dalam problema ketergantungan impor dari bangsa lain.

Jika ditahun 2015 indonesia ditengarai menghadapi MEA (masyarakat ekonomi asean) maka pendidikan indonesia harus berpacu dengan waktu untuk bisa menghasilkan manusia bermental wirausaha yang mampu menunjang bangsa ini ke arah kemandirian ekonomi. Generasi muda wirausaha adalah suatu potensi yang dalam skala luas diharapkan mampu menjadikan bangsa ini sebagai kekuatan utama dalam MEA mengingat dari segi wilayah, populasi, dan GDP indonesia menempati posisi terbesar & tertinggi. Meskipun demikian Indonesia harus bersiap-siap jika hal tersebut malah menjadi batu hambatan yang membuat bangsa ini malah  tersisih menjadi penonton bukan pelaku dalam percaturan perdagangan bebas MEA. Peranan pengusaha sebagai pelaku MEA diharapkan mampu bersaing dengan pengusaha asing dalam upaya menghalau membludaknya arus barang & jasa serta tenaga kerja asing yang masuk ke indonesia. Selain itu peranan pengusaha diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan dan mengembangkan produktivitas masyarakat sendiri yang notabene kompetensi tenaga kerjanya masih rendah dan tingkat penganggurannya masih membludak. 

Begitu mendesaknya kebutuhan indonesia akan keberadaan wirausaha harus di upayakan dengan agenda menghilangkan mental pegawai yang kerap kali merangsek dalam diri masyarakat indonesia. Mentalitas pegawai ini dibuktikan dengan rendahnya partisipasi masyarakat yang menggeluti dunia wirausaha. Dari total populasi bangsa ini, hanya sampai kisaran 0,18 % yang berprofesi sebagai wirausaha sedangkan negeri malaysia dan singapura telah menginjak angka di atas 3 % meskipun dari segi wilayah dan jumlah penduduk ke dua negeri tersebut jauh lebih kecil di banding indonesia. Jika dilihat dari segi kualitas, daya kompetisi ekonomi indonesia masih tergolong rendah. Dalam laporan World Economic Forum (WEF) tahun 2000, daya kompetisi ekonomi Indonesia berada pada peringkat 44; sedangkan  Singapura, Malaysia, Republik Korea, Thailand, dan Filipina masing-masing berada pada peringkat 2, 25, 29,31 dan 37.

Mentalitas pegawai adalah fenomena yang tak mengherankan mengingat gaya pendidikan indonesia yang hanya berorientasi pada kemampuan otak kiri.. Kak Seto_ Ikon pendidikan anak negeri ini, pernah mengatakan pengunaan otak kanan sering kali dilalaikan dan diabaikan dalam dunia pendidikan indonesia. Barang kali perlu dicermati bahwa pendidikan konvesional dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi selalu dan terlalu banyak mencerdaskan otak kiri. Kecenderungan untuk hanya mengoptimalkan otak kiri tanpa melibatkan otak kanan adalah kesalahan pertama yang membuat bangsa ini bermental pegawai. 

Kreatif, intuitif, imajinatif, & holistik adalah elemen kecerdasan otak kanan yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan ketidakpastian dunia bisnis yang dihadapi oleh pengusaha. Pengusaha yang sukses diyakini sebagai orang-orang yang mampu mengoptimalkan otak kanannya tanpa mengabaikan otak kiri. Fakta menunjukkan bahwa 88,8% kesuksesan dan kemenangan ditentukan oleh otak kanan (Robiah Awamy, 2012). Lalu yang menjadi pertanyaan adalah akan dibawa kemana pendidikan yang hanya berorientasi pada otak kiri sementara fakta menunjukan tidak ada kesuksesan tanpa melibatkan otak kanan ?

Pendidikan yang hanya berorientasi pada otak kiri dan berfokus pada kecerdasan intelektual tidak akan membuat bangsa ini mencapai kemandirian ekonomi dan secara tidak langsung menghambat berkembangnya generasi muda bermental wirausaha. Jika indonesia benar-benar berkomitmen untuk tidak bergantung pada bangsa lain maka sudah saatnya pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia ‘’bermental wirausaha’’. Mental wirausaha dapat dibangun dan dikembangkan melalui pengoptimalan otak kanan dan pengembangan kecerdasan IQ, EQ dan SQ secara integral. Tentunya pendidikan yang dibutuhkan tidak hanya berhenti pada pendidikan skolastik dan profesi namun juga  melibatkan pendidikan yang disebut oleh Robert Kiyosaki sebagai pendidikan finansial yang mengarahkan manusia untuk tidak‘’ bekerja untuk uang’’ namun sebaliknya ‘’ uanglah yang bekerja untuk mereka’’.  
Biodata Penulis. 

Penulis bernama Rina Anggraeni yang merupakan mahasiswa tingkat 2 jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis merupakan mahasiswa UPI yang berasal dari ciamis. Penulis bisa dihubungi melalui no HP : 089502010834 dan 082318112455 atau melalui email: anggraenirina540@yahoo.com
Sumber Referensi Esai:

Wispandono, M. Penciptaan  entrepreneur kompetitif melalui pengoptimalan otak kanan- studi kasus pada mahasiswa UTM . [Online]. Diakses dari: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=116651&val=5316
Kuntadi, E. Peranan pengusaha daerah dalam menghadapi MEA 2015. [Online]. Diakses dari: http://www.bsn.go.id/uploads/download/Peranan_Pengusaha_Daerah_dlm_MEA_Eddy_kuntadi1.pdf
Santosa, I.(2007). 10 jurus terlarang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo 


Popular